SOCIETY,, YOU'RE CRAZY BREED
I HOPE YOU'RE NOT LONELY WITHOUT ME
when you want more than you have, you think you need
and when you think more than you want, you trought begin to bleed
Christopher Johnson McCandless, adalah seorang pemuda yang cerdas,
atletis dan berasal dari keluarga kaya. Ayahnya, Walt McCandless, adalah
seorang antenna specialist yang bekerja untuk NASA, sedangkan ibunya,
Wilhelmina Johnson, adalah seorang konsultan yang sangat sukses. Lahir
di Virginia, Chris (Christopher McCandless) tumbuh dan besar bersama
adik perempuannya yang bernama Carine. Chris adalah lulusan terbaik di
Emory College, dan telah mendapatkan tawaran untuk melanjutkan kuliah di
Harvard jurusan Hukum.
Dalam lingkungan sosial, kedua orang tuanya dikenal sebagai pasangan
yang sukses dan harmonis serta figur ideal bagi lingkungan sosialnya.
Namun bagi Chris sendiri, orang tuanya hanyalah figur masyarakat kelas
menengah yang hipokrit dan penuh dengan kemunafikan. Karena pada
kenyataannya, Walt, (ayahnya) sering melakukan tindak kekerasan terhadap
ibunya. Bahkan Chris juga mengetahui bahwa dirinya dan Carine (adiknya)
ternyata adalah anak yang dilahirkan dari sebuah hubungan gelap
ayahnya. Suatu hal yang sangat melukai hati Chris, dia menganggap kedua
orangtuanya telah membohonginya, dan situasi inilah yang kemudian
membentuk pribadi Chris sekaligus menjadi motivasi dari perjalanan dan
petualangannya saat ia beranjak dewasa. Dalam kata-katanya, dia mengutip
Thoreau
”Rather than love, than money, than faith, than fame, than fairness... give me truth.”
Setelah lulus dari Emory, Chris telah memilih jalan hidupnya sendiri.
Dia dengan berani menolak hadiah mobil baru yg diberikan kedua orang
tuanya. Bahkan sisa uang kuliahnya sebesar 42.000 dolar yg seharusnya
digunakan untuk melanjutkan kuliah, 24.000 dolar-nya telah dia
sumbangkan ke Oxfam International. Tidak ada yang tahu sikap Chris ini
selain Carine, satu-satunya orang yg dipercaya oleh Chris dalam
keluarganya.
Chris kemudian memilih untuk berpetualang bebas, menyendiri dan
meninggalkan kehidupan sosial dari orang-orang yang dikenalnya, sebagai
ekspresi ketidakpuasan dirinya atas peradaban yang disaksikannya setiap
hari. Baginya, modernisasi membuat individu menjadi tidak manusiawi. Dia
berpikir, penderitaan yang terjadi dimana-mana disebabkan karena
manusia saling menyakiti. Masyarakat dianggapnya lebih banyak mengekang
kebebasan individu, hingga mengatur bagaimana caranya hidup. Kondisi
seperti itulah yang dialami Chris dengan keluarganya.
Cita-cita besarnya adalah hidup di tengah belantara Alaska, dan itu
diawali dengan meninggalkan mobil Datsun miliknya serta membakar habis
uang dolar sisa kuliahnya untuk berpetualang ke San Diego, El Paso,
Houston, Grand Canyon, Joshua Tree, Palm Springs, Las Vegas hingga
akhirnya sampai ke Alaska.
Dalam petualangannya itu, Chris mengganti namanya menjadi ”Alexander
Supertramp”. Layaknya seoarang backpacker, Chris sangat menikmati
petualangannya. Ia berjalan kaki, menumpang mobil, naik kereta barang
diam-diam, untuk pergi ke Sierra Nevada hingga ber-rafting ria menyusuri
sungai Colorado menuju Gulf of California. Kemudian menyelundup ke
Mexico melalui dam di perbatasan dan tinggal dalam gua di pinggiran
pantai selama 3 minggu. Demi bertahan hidup dan membiayai perjalanannya
ke Alaska, Chris juga sempat bekerja sebagai waitress di burger King dan
berjualan buku di kampung hippies untuk mendapatkan uang.
Chris mulai berproses dan berinteraksi dengan orang-orang yang
ditemuinya, antara lain dengan Wayne Westernberg, yang menjadi sahabat
dekatnya, kemudian bertemu dengan Jan & Rainey, sepasang hippies
yang telah menganggap Chris sebagai keluarga, juga bertemu dengan Tracy,
wanita cantik yang cintanya ditolak oleh Chris, hingga bertemu dengan
Ron Franz, seorang purnawirawan angkatan darat yang juga hidup
menyendiri, dan mengajari Chris tentang mencintai sesama.
"I’ll miss you too, Ron. But
you're wrong if you think that the joy of life comes principally from
human relationships. God's placed it all around us. It's in everything.
It’s in anything we can experience. People just need to change the way
they look at those things."
Setelah 2 tahun berpetualang mengelilingi Amerika, tibalah Chris di
tanah tujuannya, yaitu hutan belantara Alaska yang dipenuhi salju. Chris
harus menyeberangi sungai beku hingga mendapati sebuah bis kosong untuk
dijadikan tempat tinggalnya selama berminggu-minggu. Dalam
kesendiriannya di tengah-tengah hutan, Chris mengalami pencerahan yang
benar-benar mengubah cara pandang dunianya. Ia mulai resah dan bosan
dengan kesendiriannya itu.
Namun sayang, ketika dia memutuskan untuk kembali ke dunia normalnya,
alam bebas seakan tidak mengijinkannya pergi begitu saja. Ia terjebak di
belantara Alaska, lantaran sungai beku yang pernah diseberanginya telah
berubah menjadi sungai besar yang berarus deras saat musim kemarau.
Persediaan makanannya telah habis, dan Chris hanya bisa mengandalkan
tanaman-tanaman yang ada di sekitarnya. Berbekal pengetahuan survival
seadanya dan sebuah buku field guide tentang edible plant (botani
praktis), Chris mencoba mengidentifikasi tanaman untuk makanan
sehari-harinya. Dan sungguh naas nasibnya, maksud hati hendak memakan
Hedysarum alpinum (sejenis kentang), dia malah memakan Hedysarum
mackenzii tanaman sejenis yang morfologinya hampir sama namun mengandung
racun dan dapat menyebabkan kematian.
Dalam kesendiriannya itu, Chris mencoba untuk melawan racun yang ada di
tubuhnya selama beberapa hari. Hingga akhirnya lemas dan tidak bisa
bergerak, hanya berbaring di tempat tidur. Secara perlahan, air matanya
mengalir, dibukanya buku Doctor Zhivago yang dia bawa. Matanya terpaku
pada deretan kalimat :
. and that an unshared happiness is not happiness
Lalu dia mengambil pena dan dengan tangan bergetar, dia menggoreskan kalimat :
"HAPPINESS ONLY REAL WHEN SHARED"
Saat mengalami epiphany, dia malah membayangkan wajah orang-orang yang
disayanginya, dan dia benar-benar merindukan kedua orang tuanya. Chris
akhirnya mati di tanah impiannya, Alaska.
Buat siapa saja yang merasa dirinya seorang petualang, film INTO THE
WILD ini menggugah kesadaran tentang makna petualangan itu sendiri. Apa
yang terpenting saat impian berhasil kita raih dan rengkuh. Apa arti
semua pengorbanan yang kita lakukan untuk sebuah perjalanan menggapai
mimpi. Film ini juga menjelaskan bahwa sebagai manusia, terkadang kita
bingung untuk memilih menjadi seorang yang sosial ataukah anti-sosial.
Chis adalah tipikal pemuda (22 tahun) yang memiliki cara pandang sendiri
atas dunianya, sesamanya dan hidupnya sendiri. Sementara anak muda
lainnya sibuk dengan hedonisme, Chris malah sudah mengkonsepkan
bagaimana seharusnya dunia ini dihidupi dan bagaimana seharusnya
individu berkembang mencari kebahagiaan. Ia menukar semua kemapanan
dalam hidupnya dengan perjalanan berat nan panjang di alam liar. Semua
itu atas nama idealisme, akibat usia muda yang serba bertanya dan selalu
gelisah mencari jawaban.
Pencarian hidup ini menurut saya pribadi merupakan sesuatu yang SANGAT MULIA!!!
"mungkin alexander supertramp mati konyol (bagi sebagian orang yang
TERJEBAK HIPOKRIT DUNIA"),,tapi setidaknya ia pernah hidup,,tidak
seperti mereka-mereka yg hidup tapi sebenarnya TIDAK PERNAH HIDUP,,hanya
menjalani rutinitas dan terjebak dalam sistem peradaban.....supertramp
Bagi penggemar cinema21, film ini tidak akan dijumpai di bioskop(sekitar
tahun 2008). Kepribadian seorang Chris yang sangat idealis, anti
peradaban dan society tentunya bertentangan dengan misi film-film
Hollywood yang mengumbar semangat kapitalis khas Amerika (terutama saat
adegan Chris membakar habis uang dolarnya). Dan terbukti, film sekelas
INTO THE WILD ini tidak masuk dalam jajaran film peraih Oscar.
ini catatan terakhir Alex.Supertramp:
"I have had a happy life and thank the Lord. Goodbye and may God bless all"
ia meninggal disertai senyuman bahagia ketika kepergiannya....